Danau Cililin

Sebenarnya ini bukan Danau Cililin, ini adalah Waduk Saguling. 

Tapi jikapun ini kita beri nama sebagai Danau Cililin, saya kira boleh-boleh saja.

Sehingga orang Cililin merasa sangat memiliki akan Danau ini. Tidak seperti sekarang yang seakan orang Cililin ini terasing dari lingkungannya sendiri. Karena yang ada di benak kita, ketika menyebut Saguling pastilah konotasinya adalah pembangkit listrik tenaga air..(PLTA Saguling).

Memang benar, itu adalah PLTA Saguling. Tapi sesungguhnya yang sebenarnya, menurut saya itu adalah Danau Cililin.

Hanya baru berapa kali sebenarnya, penulis berkunjung ke wilayah Cililin ini. Masih bisa diingat dengan jari. 5 atau 6 kali barangkali. 

Satu hal yang teringat adalah Danau nya. Danau Cililin.

Entah mengapa, danau yang indah ini kurang mendapat tempat di hati para wisatawan. Entahlah, entah karena itu identik dengan PLTA, atau entah karena alasan lainnya, penulis belum bisa menjawab misteri tersebut.

Yang jelas, pemandangan Danau Cililin ini, saya kira tidaklah kalah jika dibandingkan dengan Cirata, Jatiluhur atau malah dengan Situ Cileunca.

Yang masih teringat dalam benak penulis adalah, warung terapungnya. Ikan bakar kecapnya, itu seakan masih terasa hingga saat ini. Ngiler kalau kita mengingatnya.

Sudah lama penulis kangen dengan suguhan ikan bakar seperti demikian itu. Kapanlagi kiranya penulis bisa kesana, dan menikmati ikan dengan suasana Danau yang tenang, air yang jernih, dengan hijaunya pemandangan dari pepohonan di sekitar danau tersebut.

Entahlah, gara-gara perekonomian yang lesu, wabah corona, sehingga uang saku pun ikut kena imbasnya.

Tentu, semoga suasana covid-19 ini bisa segera berakhur, dan perekonomian bangsa kita kembali pulih. Ekonomi dunia juga  pulih, sehingga dunia pariwisatapun bisa kembali menjadi ladang devisa negara. 

Itulah yang kita renungkan saat ini. Rupanya, hikmah dibalik kemajuan dunia saat ini, sebelum corona ini, begitu penting bagi perekonomian kita sebagai bangsa Indonesia.

Dengan adanya wabah corona ini, penulis menyadari hikmah mengapa Tuhan membuat negara lain itu maju dan kaya raya. Antara lain ialah agar perputaran ekonomi dunia secara umum juga bisa ikut terbawa maju. 


Walaupun, tentu saja ada beberapa catatan lain buat perbaikan hubungan perekonomian dunia yang hendaknya lebih adil, lebih merata, dan lebih seimbang. Jangan sampai satu negara besar, menjadi gurita yang menghisap darah bangsa-bangsa dari dunia ketiga.

Danau Cililin, danau yang indah itu kini apa kabarmu. Jangan kalah dengan Waduk Jatigede, jangan kalah dengan Situ Cileunca. 

Berharap semoga Danau Cililin ini, bisa bangkit dan bergeliat kembali. Menampakkan pesonanya....yang kita sebut sebagai "Wonderful Indonesia" itu.

Satu hal pengganjal bagi Danau ini barangkali adalah akses. Dimana kita tahu bahwa jalan menuju ke Cililin ini walau tak jauh dari Bandung akan tetapi serasa begitu jauh sekali, adalah karena kemacetan yang sering melanda. 

Baik dari arah Baros Cimahi, baik dari arah Cimareme Batujajar, semuanya adalah kawasan macet yang parah. 

Untuk itu kemudian, kita benar-benar mengharapkan ada kemajuan infrastruktur yang menuju ke arah Cililin ini. 

Semoga tak lama lagi akan dibangun jalan Tol sebagai terusan dari Tol Soroja mungkin, atau malah bisa saja pembangunan Tol Bandung-Sukabumi dirubah trasenya menjadi melewati jalur Cililin Gunung Halu ini.

Ya semoga saja begitu.

Salam wisata...

Salam transportasi maju...

Selamat Menjelajahi Bumi Parahyangan.

Bumi yang Gemah Ripah, Repeh Rapih.

Salam Satu Aspal.


Posting Komentar

0 Komentar