Wana Wisata Ciherang (Saat Corona Dunia Terasa Sepi)

Saat Corona seperti sekarang ini, kemana saja dan dimana saja juga sama saja. Kehidupan terlihat tidak normal. Tempat wisatapun sama. Sepi. Terutama hari ini, Senin 28 September 2020.

Tak sengaja aku datang kesini, hanya karena jenuh saja 3 minggu diam diri tak kemana-mana. Sekalian tujuan pulang kampung, mampir dulu kesini, jalan muter-muter kemana saja tanpa tujuan pasti, sekenanya saja.

Sudah dua kali aku lewat ke sini, Cijambu Tanjungsari Sumedang. Parkiran terlihat kosong, tak ada satupun kendaraan terparkir. Ada barusan satu rombongan mobil ibu-ibu, hanya itu saja tak ada yang lain. Kios-kios juga pada tutup. 

Hanya numpang sholat dzuhur saja disini, harga masuk tiket yang Rp. 20.000 terlihat sangat mahal untuk ukuran krisis ekonomi seperti saat ini. Sayang rasanya keluarin uang itu, saatnya untuk berperilaku hemat. Hemat pangkal ketahanan pangan. Tapi perut sudah terasa lapar, akibat cuaca cukup dingin dengan semilir angin yang sejuk dari hutan dan gunung disekitar sini. Ciherang.

Air wudlu bukti nyatanya."nyelecep" seperti air es. Sudah sholat dzuhur, akupun berangkat saja, tapi baru saja keluar jalan kebawah ke arah ranca kalong, ada sebuah tenda warung dari terpal yang tampaknya menjual makanan, mie atau karedok. Ada jagung rebus juga. 


Kita bikin karedok dulu mendingan juga. Karena walau sedang krisis ekonomi, tapi kalau masih ada sedikit uang dan perut lapar, tentu mau tak mau harus berhenti juga. 

Pesan karedok, lontong 2 bh, jagung satu sudah cukup untuk saat ini. Sekira 30 menitan saja aku disini, katanya jalan yang lewat ke Rancakalong ini hanya sekitar 3 km saja. Tapi tentu jangan percaya begitu saja. Karena biasanya ukuran kota dan kampung itu beda. 1 km di kota berarti 2 atau 3 kilometer di kampung. Jika tadi dikatakan ini adalah 3 km, maka sebenarnya ini adalah sekitar 5 atau 6 km. Aatau lebih. Jadi jangan kaget jika di speedo sudah menunjukkan 4 km penambahan, tapi nyatanya belum juga sampai ke tujuan.

Kalau saudara sempat merekam tadi, tentu kita bisa lihat gimana cara orang balapan disini. Orang-orang seperti dalam parodi MotoGP, balapan sembari membawa muatan rumput untuk pakan ternak, menderu berkelok menanjak mengikuti trek yang ada disini. Deru mereka mengingatkan kita seperti itu, seperti disebuah sirkuit motogp. Kencang cara mereka membawa motor disini, seperti kataku, mirip balapan motogp.

wus-wus.............seru beneran.

Sayang saja tadi gak sempat aku memotretnya. momentnya terlalu cepat berlalu. Kameraku belum on. Mungkin kalian harus beruntung untuk bisa menonton balapan seperti itu lagi. 

Saya kemari sesungguhnya sedang mencari lahan yang cocok untuk dibuat Sirkuit. Ada beberapa lokasi yang terlihat cocok. Tapi kita juga sedang mencari investornya, semoga saja niat kita untuk menyediakan Sirkuit yang permanen di sekitaran Bandung ini bisa segera terwujud. Belum ada yang serius untuk mewujudkan mimpi itu. Tapi ceruk pasar untuk penyuka balapan di Bandung ini tentu cukup besar, atau sangat besar. Itu yang sedang kita coba jajaki kemungkinannya disini. 

Tapi nampaknya kalau disini kurang cocok. Cuaca dingin tentu sejuk bagi orang tapi tak bagus buat cengkraman ban buat balapan. Jadi memang harus dicari yang agak panas cuacanya. 

Ini sudah lebih dari 3 km kok, tapi benarkan nyatanya jarak yang sebenarnya tentulah lebih dari 3 km. Jangan heran saja, dan jangan marah karena meteran orang kampung itu tak sama dengan meteran orang di kota. FAKTA. 

Antara Standar Internasional dan standar British itu tak selalu sama. 1 menurut orang Ingris itu diukur oleh pound, sementara orang Indonesia diukur dengan kg. Terang saja beda hasilnya. Jadi harus dikonversikan dulu, 1 km kampung = 1,8 km kota. Jika dikatakan 3 km, kita konversikan menjadi 3x1,8 = 5,4 km. Itu baru betul.

Jalan dari Tanjung Sari sampai ke Cijambu tadi cukup bagus, rata-rata berhotmik, terutama selepas overpass Tol Cisumdawu. Jalan sudah di hotmix. Namun dari persimpangan Cijambu ke sini, jalan menjadi lebih kecil dan juga belum berhotmix.

Letak Ciherang itu tak jauh dari Pusat desa Cijambu tadi, sekira 1,3 km kota atau 0.7 km ukuran setempat. Ya, dekatlah.

Tapi beberapa jalan terlihat sudah di beton dengan beton yang baik. Dan beberapa hanya berupa jalan bertembok yang terlihat sudah ruksak di hampir 70 persennya. Sayang tentu untuk menembok jalan sepanjang itu butuh duit jutaan, puluhan juta. Tapi karena kurangnya pengetahuan dll, sehingga hasilnya adalah menghambur-hamburkan uang tanpa hasil sesuai harapan. 

Pertama kesini sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu, kondisi jalan lebih buruk lagi, belum beraspal, belum berhotmix dan juga belum berbeton atau bertembok.

Jalan ditembok itu sangat tidak disarankan, karena hanya akan membuang uang semata. diaspal juga sebaiknya janganlah....!!

Lebih baik dikumpulkan untuk di beton saja. Itu insyaAllah tidak akan buang-buang uang. Diaspal juga percuma, setahun lagi rusak lagi. Buang uang lagi terus saja begitu selamanya. Dihotmix akan lebih kuat, itupun harus dengan kualitas yang baik, pondasi jalan yang kuat, saluran air yang tersedia dst. Sebab musuh aspal atau hotmix sama saja, yaitu air dan pondasi yang kurang baik.

Yang kita lewati jika lewat jalur Ciherang menuju Rc. Kalong adalah Situ Lembang, semacam balong atau empang gitu yang sudah dirubah menjadi kolam pemancingan dengan background hutan pinus dan alam disekitarnya, kebun-kebun dll. Setelah itu barulah kita akan mengikuti lereng bukit yang pemandangan gunung dan lembah ada disekitarnya. 

Karena tempatnya yang cukup tinggi, dari sana kita bisa pandangi pemandangan alam yang membentang jauh di timur dan utara arah jalan. Gunung Tampomas, kampung-kampung bisa kita lihat dari jalan ini. Hutan kebun dan tentu Gunung Cijambu, Gunung Ciherang mungkin. 

Ya. Ini tak jauh jika dibandingkan memutar balik ke arah desa Cijambu menuju Tanjungsari seperti arah kedatangan tadi. 

Menuju Sumedang lewat Rc. Kalong tentu lebih dekat. Dari persimpangan jalan ini kita ambil ke kiri menuju kota kecamatan Rc. Kalong. Nah dari Rc. Kalong ada jalan alternatif yang dari samping kantor kecamatan masuk ke jalan Citangkalak Cisugan arah SMU 1 Rancakalong, terus melewati Gedung Budaya. Kalau lurus itu namanya jln Gandeweh tembus ke Sabagi Mulyasari dan kalau belok kiri lewati lapangan bola tembusnya di Daerah Cibitung atau Desa Sirnamulya. Dulu kita (maksudnya aku dan motorku) lewati jalan Gandeweh, dan kali ini kita belok kiri dan ternyata ini tembusnya di kantor Desa Sirnamulya itu, dekat gedung SDN Sukamulya yang terkepung proyek Cisumdawu, yang berada di tebing sampingnya proyek jalan Tol Cisumdawu, jalan lama didepannya, jalan baru dibelakangnya.

Pemandangan dari Gedung Budaya itu cukup bagus juga, kita bisa memandangi lembah yang ada di sekitarnya, kota Sumedang dari atas bukit dan juga jalur tol Cisumdawu yang nun jauh dibawah sana.

Lapangan bola Pasir Salam namanya,.....

Lepas pemandangan kita bisa mengamati Gunung Tampomas juga dll. Lapangan ini tepat diseberangnya gedung Budaya tadi, ia berada dipuncak bukit disini, dengan beberapa bukit lainnya yang ada disekitarnya. 

Terlihat gersang memang, tapi karena lokasinya yang ada diketinggian maka kita bisa melihat tempat-tempat lain yang ada dibawah sana. 

Sepertinya gedung Budaya itu menjadi satu-satunya bangunan yang ada disana. Kasihan dia kesepian sendiri, entah apa ada gunanya, takutnya kurang ada manfaatnya.

Memang tadi kita bisa temui orang-orang dengan berpakaian adat Sunda, dengan iket dikepala, baju berwarna hitam, celana hitam. Nampaknya mereka adalah pegiat kebudayaan. Butuh sesuatu lainnya untuk bisa menghidupkan tempat terpencil seperti itu. Ada wahana rekreasi atau sarana olahraga prestasi, olahraga wisata dll. Paralayang mungkin, atau trek sepeda gunung, downhill, motocross, balap kuda, flying fox, dll.

Jelajah desa, kampung-kampung, kebun dan hutan adalah kesenangan tersendiri. Ada banyak potensi kita temukan dimana-mana. Seperti hasil bumi daerah setempat, budaya setempat, potensi wisata, oalahraga dll. 

Seperti di Rancakalong tadi, ada pertanian penghasil cengkeh, ubi jalar, peternakan ayam petelur, perkebunan sayuran kol, tomat, cabe dll.

Jalur tol Cisumdawu di daerah Sabagi-Cibitung ini, rupanya merupakan bagian tersisa yang belum tuntas pengerjaannya. Jika bukit disini selesai dikeruk maka tersambunglah jalan Tol Cisumdawu untuk fase II dari Tanjungsari ke Kota Sumedang. Itu akan melengkapi Fase III dari Sumedang ke Cimalaka yang terlebih dulu sudah selesai pertengahan tahun ini. 

Kalau ditaksir, mungkin sekira 3 sampai 5 bulan lagi jalur ini akan selesai, sehingga di awal atau pertengahan 2021 Tol dari Tanjungsari sampai ke Cimalaka sudah bisa digunakan. Aamiin.

Sumedang Akan Menuju Era Baru

Dengan akan selesainya pembangunan Tol Cisumdawu ini maka kabupaten Sumedang akan mengalami pergeseran nilai budaya, kebiasaan baru dalam hal transportasi dst. 

Jalur jalan yang biasanya tertumpah melewati Cadas Pangeran, maka kelak akan beralih kesini sehingga jalan arteri Nasional Bandung Sumedang akan berkurang intensitasnya, mungkin akan seperti jalur Bandung Purwakarta. Lebih Sepi.

Itu tentu akan berdampak kepada usaha perdagangan yang biasanya cukup ramai disepanjang jalur tersebut menjadi lebih sepi seperti di jalur Bandung ke Purwakarta tadi. Rumah Makan, penjual Tahu Sumedang, penjual Ubi Cilembu akan terdampak secara langsung.

Oleh karena itu harus segera dibuat zona-zona pengganti. Seperti Rest Area yang menjual makanan khas Sumedang itu. Dan harus dipastikan bahwa pengusaha lokal Sumedang terakomodir di tempat-tempat baru itu, jangan sebaliknya justru menjadi ajang permainan tingkat atas, dimana yang berjualan disana justru para pedagang dari luar Sumedang. Itu sangat tidak adil dan sangat provokatif.

Ini peran pemerintahan setempat harus dapat menentukan, Bupati, Camat, Kepala Desa bisa berembug bersama Pemprov dan juga penyelenggara jalan Tol. Kalau tidak maka kembali, warga lokal hanya akan menjadi penonton ditengah pembangunan daerahnya sendiri. Terutama kepada yth bpk Bupati Sumedang, saudara dituntut untuk bisa mewarisi semangat Pangeran Kornel dalam membela warganya. Membela warga Sumedang di tanahnya sendiri.

Pastikan bahwa tenor-tenor kios yang akan dibangun di Rest Area sepanjang jalan Tol Cisumdawu 95-99 persen haruslah dimiliki pengusaha LOKAL SUMEDANG. Jangan sampai orang Sumedang tersisihkan oleh karena kurangnya pembelaan dari pemerintahannya sendiri. Itu perlu kemampuan bergerak, kemampuan retorika, kepemimpinan dst.

Demikian saja, jalan-jalan menuju kampung tercinta kali ini. Sampai jumpa dilain kesempatan.

Hatur Nuhun.


Note :

Berita terkait Wana Wisata Ciherang, juga dapat dilihat di Tribun Jabar yang terbit hari Rabu, 30 September 2020. pada halaman 13



Baca juga tulisan lainnya :
1. Cisoka         
2. Dayeuh Luhur       
3. The Miniatur of Ciletuh                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              

Posting Komentar

0 Komentar