Ekonomi vs Covid-19

Tahun ini adalah tahun Corona Virus Disease (covid-19). Virus yang pertama teridentifikasi di Wuhan China pada 31 Desember 2019 yang lalu. Bandung juga terjangkit. 

Virus ini masuk ke Indonesia di sekitar awal Maret yang lalu. Dan setelah itu sangat cepat tersebar hampir ke seluruh Indonesia yang tinggi mobilitas penduduknya.

Dalam setahun ini, pertumbuhan perekonomian juga ambruk ke angka minus. Terjadi kontraksi ekonomi yang sangat terasa oleh hampir semua kalangan. 

Libur memang banyak, tapi duit tak punya. Tempat-tempat rekreasi juga sepi, sebagian gulung tikar/berhenti operasi dll.

Dunia benar-benar seperti di restart. Harus memulai dari awal lagi. Kita kembali ke titik start. Mundur beberapa tahun.

Masih dapat penghasilan juga sudah beruntung. Banyak diantara kita yang jatuh menjadi pengangguran terbuka maupun yang setengah terbuka. Hanya bisa untuk makan dan sekedar jajan sudah lumayan. Alhamdulillah.

Bandung dan Indonesia yang sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan ekonomi dan infrastruktur lainnya. Tiba-tiba seperti ditimpa bom dahsyat yang tak merubuhkan gedung-gedung tapi cukup menghancurkan para penghuninya.

Bergelimpangan. Nyawa maupun harta manusia. Perbankan, perdagangan semuanya terkoreksi negatif.

Kita yang sedang semangat membangun kemudian Tuhan menghendaki lain. Seperti shutdown....mati dan akan cukup sulit untuk menghidupkannya kembali. 

Entahlah harus mulai dari mana. Dari meningkatkan daya beli, meningkatkan konsumsi dalam negeri, menumbuhkan export, menekan import. Dll.

Para ahli ekonomi harus segera mencari cara untuk restart  pertumbuhan ekonomi kita. 
............................................................................................................tentu saja sesungguhnya segala penomena yang terjadi itu selalu menumbuhkan harapan baru. Pasti ada udang dibalik batu. Ada kebaikan dibalik kesulitan ekonomi saat ini. 

Seperti Tsunami Aceh 2004. Seperti Bom Atom Hiroshima. Seperti perang Kemerdekaan, seperti krismon 1998. 

Semua ada hikmahnya.
...................................................apa hikmah dibalik covid-19 ini.....?.
Itulah yang harus segera kita cari jawabannya supaya kita bisa bangkit lebih sempurna lagi.

Pasti ada rahasia dibalik setiap peristiwa.

Kita merasa yakin bahwa Tuhan berniat baik kepada kita semua. Siapa yang pandai mengambil pelajaran maka dia akan tumbuh semakin hebat.
......................................
....................dari sisi ekonomi misalnya. Import produk yang tak terkendali di beberapa tahun kebelakang. Sulit dibendung. Hanya corona yang bisa menghentikannya. Sudah berapa pabrik yang runtuh akibat serbuan produk China. Sudah ribuan orang terkena PHK. Itu semua akibat membludaknya produk import mematikan produk dalam negeri.

Ini kita harus ambil pelajaran. Bangsa Indonesia harus mencintai negerinya diatas kepentingan dirinya sendiri.

Kita sebagai masyarakat harus cerdas. 

Dengan membeli produk dalam negeri, itu sama arti kita menjaga ladang ekonomi kita sendiri.

Sepatu Cibaduyut misalnya. Mungkin lebih mahal dari buatan China. Tapi aku bangga menjadi pembeli produk dalam negeri dan menjadi pembela bangsaku sendiri.

Anda membeli sepatu dari import. Dengan harga yang sangat murah. Ya......hari itu, saat anda beli sepatu itu, anda telah menghemat uang puluhan atau bahkan ratusan ribu.
Itu betul.

Tapi dalam jangka panjang. Dalam jangka satu atau dua tahun. Perbuatan saudara itu sama dengan membunuh pabrik dimana anda, tetangga anda, saudara anda, teman anda bekerja atau ada hubungan bisnis......semua menjadi bangkrut. Mereka kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian. 

Efeknya akhirnya akan sampai ke anda sendiri. Ke kita semua sebagai satu bangsa Indonesia.

Suami anda jadi pengangguran karena pabrik tempat dia bekerja telah memPHK nya.

Istri anda bangkrut usahanya karena dia tak bisa jual makanan di dekat pabrik tersebut karena karyawannya sudah tak kerja lagi. Atau tetangga kita, atau saudara kita atau siapa saja orang Indonesia di sekitar kita. Mereka ter PHK dari pekerjaannya. Bertambah pengangguran. NEGERI JADI TIDAK PRODUKTIF.

Kantor-kantor juga sama. Bangkrut. Proyek tak ada. Semua uang mengalir deras ke Luar Negeri. Orang Indonesia jadi miskin karena bisnis dan keuangannya mengalir deras ke Negara lain akibat produk import.

Hotel juga sama. Saudara, atau tetangga, atau teman anda yang tadinya bisa jual bahan sayuran ke hotel-hotel kini tak bisa lagu. Karyawan hotelnya juga dirumahkan karena hotelnya juga jadi sepi tanpa pengunjung. Para pelanggan hotel menjadi berkurang karena semakin banyak orang jatuh miskin. 

Tetangga anda jatuh miskin, anda tak bisa lagi narik beca atau ojek seperti dulu lagi. Ojek menjadi sepi, angkutan tambah mati. Itu gara-gara orang seperti anda semakin banyak bermunculan. Jutaan orang tergiur oleh produk murah dari luar negeri. Senang sendiri yang sesaat, tapi susahnya berjamaah dan bertahun-tahun. Perputaran uang di dalam negeri telah tersedot ke luar negeri. Itulah karena ulah importir yang latah....ikut-ikutan menjadi importir produk murah dari China. Katanya mereka cinta Indonesia, tapi mana buktinya....?!?.

Cobalah anda pikir ulang.
Jadi patriot bangsa itu tak melulu soal angkat senjata. 

Jadilah patriot bangsa dengan Mencintai dan Membeli Produk Buatan Dalam Negeri.

Membeli produk luar negeri adalah tak beda dengan kaum pembelot bangsa. Atau seperti Pengkhianatan terhadap Negerinya sendiri.

Membeli produk luar negeri sama arti bunuh tetangga sendiri, seperti membunuh teman sendiri, seperti membunuh ekonomi suami sendiri. Seperti menikam bangsa sendiri.

Sesungguhnya itu sama dengan membunuh diri sendiri. Menghancurkan perekonomian bangsa sama arti dengan menghancurkan ekonomi dirinya sendiri. Bahkan mempersiapkan bangsa yang miskin untuk masa depan anak dan cucu kita semua.

Itu gara-gara demi selisih Rp. 100.000 atau 200.000 di kalikan dengan 200 juta orang Indonesia yang rata-rata sekarang ini menjadi pembeli produk murah buatan Luar Negeri. 

Jika mayoritas orang Indonesia susah, maka akibatnya akhirnya akan membuat setiap kita pun terbawa susah. Cari kerjaan susah. Dagang tidak laku. Jual kulit kambing tak laku karena pabrik sepatunya bangkrut. Jual sayuran gak laku karena banyak orang di PHK. Jual bubur ayam, gorengan, pecel lele, dll....semua omset usaha jadi menurun drastis. Karena daya beli masyarakat telah menurun secara tiba-tiba.

Jadi. Jangan gara-gara pelit dengan demi mendapatkan selisih harga yang ratusan atau pun jutaan rupiah. Tapi akibatnya kita semua rakyat Indonesia menjadi susah dan bangkrut. Itu tidak sepadan.

Sekarang, kita harus bisa menghitung dampak yang sejauh itu. Agar kita bisa maju bersama. Sejahtera bersama-sama. Itu akan nikmat pada saatnya.

...................................Nah dengan adanya covid-19 ini Tuhan secara gagah telah meruntuhkan kaum importir yang telah merugikan bangsa Jndonesia. 

Dengan adanya Covid-19 ini. Import terhenti drastis. 
.............................................
.........................
...................................
Setelah Covid-19 ini berakhir nanti. Hendaknya bangsa Indonesia tersadar dan lebih cerdas lagi dalam berbelanja dll.

Para importir dadakan yang kemarin membludak juga semoga sadar. Kalian jangan menjadi PENGKHIANAT RAKYAT INDONESIA.

Jangan mau senang sendiri diatas kehancuran bangsa Indonesia.
Ujung-ujungnya akan terimbas ke kalian sendiri. Kaya sebentar, susahnya diwariskan ke anak cucu kalian.

Pakai Otak Anda.
Anda gak akan bangkrut dengan jadi pembeli produk dalam negeri.

Sebaliknya. Anda akan untung hari ini, bulan dan beberapa tahun ini. Tapi kedepan, bertahun-tahun, anda dan keturunan kita semua yang akan menanggung kesulitan ekonomi berkepanjangan akibat situasi perekonomian yang terpuruk akibat terlalu banyak produk import. Akibat menjamurnya importir, dan gulung tikarnya pabrik-pabrik sejenis di dalam negeri. Dan juga akibat segelintir orang yang egois yang lebih mementingkan dirinya diatas kehancuran negerinya sendiri. Diatas penderitaan ribuan karyawan dll.

Semoga dipahami ya....?

Bandung, 09 Desember 2020
#ypidea 2020


Baca Juga :

Posting Komentar

0 Komentar