Piala dan atau piagam penghargaan dari lembaga resmi dll itu diberikan kepada mereka yang memang juara. Itu adalah bentuk apresiasi atas suatu prestasi, pencapaian, peran baik, perubahan perbaikan dst yang layak dan pantas menerimanya.
Apresiasi atas prestasi yang berdasar penilain secara objektif dengan parameter yang terukur, jelas, sahih dan ilmiah.
Penilaian yang tidak mengira-ngira dan juga tidak subjektif atau apalagi hanya berupa opini yang tak jelas ukurannya. Juga tak dipengaruhi unsur like and dislike. Murni diberikan karena adanya prestasi. Dan diberikan oleh lembaga atau institusi yang kredibel, berbasis ilmu, berbasis data statistika matematis yang ilmiah.
Beda dengan pendapat-pendapat pribadi yang kental dengan praduga dan tanpa analisa yang bisa dipastikan kebenarannya, hanya benar menurut sendiri tanpa bisa dibuktikan dengan data dan ilmu dan juga tak bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya.
Percaya ilmu, adalah percaya tentang kebenaran. Percaya percenahan atau sangkaan adalah seperti percaya kepada ketidakbenaran. Ilmu yang ilmiah adalah sumber pegangan kebenaran.
Ukuran benar atau salah itu berdasarkan patokan yang berlaku umum. Patokan yang berlaku umum itulah kita sebut sebagai ilmu yang ilmiah.
Penilaian tanpa data dan analisa adalah kebodohan. Kebodohan adalah sumber kesesatan. Kesesatan adalah sumber kerugian dan kecelakaan.
Menilai sembarang menilai, itu adalah perbuatan salah dan menyesatkan orang.
Seperti sebuat Raport Sekolahan, begitulah kita menilai kinerja para pemimpin kita. Harus jelas patokannya, harus jelas ukurannya, harus jelas timbangannya. Jangan asal menilai apalagi menuduh, menjustifikasi, dst.
Lihat parameternya apa...?!?. Objektif ilmiah atau subjektif kira-kira tanpa data dan analisa yang valid ("percenahan").
Salam cerdas bangsaku.
Salam maju Indonesiaku.
Indonesia tak akan pernah maju, jika pemimpinya bukan pemimpin yang dipilih atas dasar analisa ilmiah objektif.
Indonesia hanya akan maju jika pemimpinnya berkualitas juara. Reputasinya oke, kapabel dan kredibel. Mahir dan modern, amanah dan agamis (bertaqwa/berkarakter/jujur), humanis (baik, tidak pemarah, bijaksana, ramah, nasionalis dan berwawasan kemanusiaan/hubungan internasional), intelek, berbasis ilmu dan bertindak secara ilmiah serta berintegritas tinggi.
Bandung, 26 Desember 2021
#RumahKerjaRelawan1ndonesia
#RKR1
1. Pilih Presiden = Pilih Nasib Bangsa
2. Gubernur Juara berarti Gubernur Pintar
3. Tanda Nasionalis itu Tidak Kubu Kubuan
4. Ragu dengan Pemimpin Juara tapi Yakin dengan Pemimpin Karbitan
Budaya Literasi, Kemauan banyak membaca, informasi yang utuh, budaya menulis, dst. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa modern bangsa yang rajin membaca. Bangsa maju bangsa yang giat mebaca dan biasa menulis. Menulis itu butuh olah pikir, belajar menganalisa secara logis analitis, dst dan juga butuh banyak ilmu yaitu dari banyak membaca dll.
0 Komentar