Presiden Indonesia berikutnya memang harus yang setara dengan pak Jokowi. Minimal sama pengalamannya, setara prestasinya. Sukses jadi walikota misalnya, itu penting karena menjadi bukti kemampuan seorang pemimpin dalam hal teknis dan atau manajemen pemerintahan. Sukses memimpin provinsi juga penting karena hal tersebut sebagai bukti kemampuan dalam mengkoordinasikan pemerintahan dibawah dan diatasnya. RK mampu membawa Bandung dari urutan 200 jadi urutan 1. Itu bukti kemampuan manajerial pemerintahan ditataran teknis pekerjaan. RK juga sukses memimpin Jabar dalam mengatasi pandemi. Pak RK mendapat penghargaan sebagai gubernur terbaik dalam atasi pandemi. Itu bukti kemampuan kepemimpinan yang bersifat koordinatif...memaksimalkan kekuatan SDM, dll. Menjadi calon presiden itu harus yang lengkap ilmu dan pengalamannya, supaya tidak seperti membeli kucing dalam karung. Seperti pak Jokowi yang punya pengalaman dan sukses dalam kepemimpinan di pemerintahan daerah secara berjenjang.
Jadi walikota yang juara, jadi gubernur yang penomenal, dst sehingga saat beliau nanti menjadi presidenpun sudah tahu betul apa yang harus dilakukan untuk memajukan Indonesia. Bukan hanya sekedar tahu solusi, tapi juga terbukti mampu menjalankan program dengan baik.
Maka lihatlah bukti apa prestasinya, jika saat menjadi gubernurnya gak juara ya apalagi ketika harus memimpin wilayah yang lebih besar tentu akan kewalahan/kelabakan.
Selain itu juga harus pemimpin yang Mahir, yang modern supaya Indonesia juga jadi modern. Amanah, tak terganggu oleh oknum relawan yang minta dispesialkan, dll. Humanis, misal mendirikan Rumah Singgah Humanis (rengganis) seperti di Bandung untuk para pasien luar kota yang pengobatannya tak selesai satu hari dan tak mampu bayar hotel misalnya. Terakhir harus yang Intelek, membuat keputusan berbasis ilmiah dan data.
Bandung, 10 Januari 2022
Kata kang Emil, Good data good decision. Bad data bad decision. No data no decision. Itulah arti pentingnya data, ilmu dan informasi.
#NKRI kita semua, bukan NKRI anda saja, bukan NKRI dia saja.
#Jokowi
#RidwanKamil
#RumahKerjaRelawan1ndonesia
#RKR1 insyaAllah Juara
Budaya Literasi, banyak membaca, menyerap informasi yang BAL (benar, akurat, lengkap), budaya menulis, dst. Bangsa maju bangsa yang mau membaca dan menghargai ilmu.
Saat ini, budaya baca di Jabar sama halnya Indonesia, masih rendah.
UNESCO juga pernah mengungkapkan bahwa persentase minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya dari 10.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang senang membaca.
0 Komentar