Gubernur Profesional tidak Menjilat Atasan

Gubernur yang profesional akan berdiri diantara pemerintah pusat dan rakyat didaerahnya.

Sebagai gubernur itu 50 persen adalah wakil presiden di daerah dan 50 persen berfungsi sebagai wakil rakyat di daerahnya ke pusat. Jadi dua hal ini harus diakomodasi. Sehingga menjadi 100 persen gubernur yang sebenarnya.
Gak boleh ABS...asal bapak senang. Kalo ada masukan dari bawah ya tentu harus disampaikan karena memang fungsi gubernur seperti itu. Walau mungkin dihujat tapi itulah tugas gubernur harus adil dan balance.
Soal import beras juga. Gubernur Jabar menyampaikan penolakan dari daerah karena untuk tujuan melindungi kepentingan para petani.
Hal tersebut haruslah dibaca sebagai hal yang positif, bukan sebagai pembangkangan. Sebab mungkin saja menteri tidak tahu persis kondisi di daerah, sehingga gubernur perlu memberikan masukan atau informasi dari daerah ke pusat seperti itu.
Bukankah kebijakan negara itu untuk kepentingan rakyat...?!?.
Kepentingan petani juga tentu wajib dilindungi bukan...?!. Mereka susah payah bertani berbulan-bulan, pemerintah harus melindungi juga kondisi paska panennya, jangan sampai harga anjlok gara-gara pemerintah melakukan import, padahal didaerah pun sebenarnya surplus dan menjelang panen raya.
Itulah justru gubernur yang benar, yang berpihak ke pusat dan juga berpihak ke bawah. Yang tidak hanya manut keatas tapi lupa nasib yang di bawah.


Bandung 30 Mei 2021
#RKR1 2024


#RumahKita1ndonesia
#RumahKerjaRelawan1ndonesia
#RKR1 insyaAllah Juara

RK
Reputasi
Kapabel dan kredibel

Mahi
Mahir serta modern
Agamis tur amanah
Humanis sedikit humoris
Intelek, ilmiah dan ber-integritas.



Baca Juga:


Note:
Budaya Literasi, Kemauan banyak membaca, informasi yang utuh, budaya menulis, dst. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa modern bangsa yang rajin membaca. Bangsa maju bangsa yang giat mebaca dan biasa menulis. Menulis itu butuh olah pikir, belajar menganalisa secara logis analitis, dst dan juga butuh banyak ilmu yaitu dari banyak membaca dll.

Saat ini, budaya baca di Jabar sama halnya Indonesia, masih rendah.
Menurut survei Central Connecticut State University mengenai Most Literate Nations in the World, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari total 61 negara, persis di bawah Thailand dan di atas Botswana.
UNESCO juga pernah mengungkapkan bahwa persentase minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya dari 10.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang senang membaca.

Posting Komentar

0 Komentar