Ustadz Jangan Menentang Kyai


Dipesantren itu ada beberapa tingkatan guru. Ada kyai besar, ada kyai biasa, ada ustadz senior, ada ustad biasa, ada trainer (ustadz pemula).

Ustadz pemula hormat ke para ustadz dan kyai. Begitulah caranya, adabnya, akhlaknya, tatakramanya. Para ustadz manut ke para kyai. Para kyai manut ke kyai besar yang jadi panutan. Apalagi para santri mereka tentu harus patuh kepada para ustadz dan kyai. Mereka semua satu komando. Satu panutan. Tidak bertengkar, malah saling ta'dzim dst.

Pun juga hendaknya didunia luar pesantren berlaku juga tatanan seperti itu. Ustadz-ustadz hendaknya jangan overlapping akibatnya memecah belah umat. Ustadz A begini, ustadz B begitu, mereka gak manut ke kyai ulama. Kadang mereka buat pendapat sendiri yang bertentangan dengan para kyai ulama beneran, ulama kharismatik, ulama sepuh, penerus aulia. 

Ulama bertaraf wali harusnya jadi patokan, diikuti para pengajar agama (yang baru setarap ustadz/baru dapat ilmu dzahir belum dapat ilmu yang utuh ilmu hati, ilmu ma'rifat, ilmu tawadlu, ilmu kebijaksanaan, dst).

Dengan begitu, dengan tau arti ta'dzik ke ulama kyai maka para ustadz itu menjadi contoh yang diikuti. Ustadz harus ta'dzim ke ulama kyai, sehingga umat satu suara tidak berpecah belah seperti saat ini. 

Kuncinya ada di para pengajar, penceramah yang baru taraf ustadz pengajar ilmu, belum berstatus panutan atau pendidik yang bijaksana dst. 

Para ustadz itu jangan over lapping (offset). Rakyat disuruh ikut para ustadz tapi para ustadz berlawanan terhadap para kyai. Akibatnya umat bertengkar sesama umat, rakyat terpecah belah akibat para ustadz yang tak ta'dzim kepada para ulama kyai. 

Ustadz harus jadi contoh agar mereka lambat laun bisa naik tingkat menggantikan para ulama kyai sepuh.

Kira-kira begitu ceritanya.

Urutannya.
1. Para ulama sepuh, kyai panutan.
2. Para ustadz penceramah (da'i terkenal atau da'i tak terkenal)
3. Umat


Note:
Penceramah yang belum tawadlu, belum bijak belum matang (teu acan masagi), mereka belumlah ulama, belum dapat jadi panutan. Jika ada ustadz berpendapat sesuatu yang bertentangan dengan seruan para ulama kyai, maka jangan ikuti cukup ambil ilmunya tak boleh ikuti pendapatnya. Sebab kita hanya mengikuti ulama yang sudah bijaksana, yang sudah mantap ilmu dan hikmahnya supaya tidak kesasar dan supaya umat tak bingung, tak berpecah belah. 

Wallahu a'lam.

Bandung, 29 Desember 2021
ypidea 2021


Baca Juga:

3. Kolaborasi Indonesia

4. Beda Taat dan Menjilat

5. Wajib Jaga NKRI

6. Agama bukan Budaya

Posting Komentar

0 Komentar