Ada orang yang masih ketinggalan kereta. Menanyakan kenapa kang Emil memperkecil jalan Sudirman, gak tahu Bandung dapat Adipura di era kang Emil, tak tahu Jabar juara PON, dll, dll.
Inilah beberapa saya coba ulas sedikit.
Jalan Sudirman diperkecil itu untuk ditanami pepohonan dan sarana pejalan kaki. Buktinya dijalan tersebut geliat usaha jadi tumbuh, jalan juga jadi lebih teduh, pejalan kaki juga lebih nyaman.
Kenapa sdr tidak sebut pembuatan flyover di simpang Antapani, di simpang Cicadas dan di simpang Laswi-Gatsu, serta underpass di Cimahi, underpass di Depok..?!.
Sebelum kang Emil jadi walikota, Bandung diposisi 200 se Indonesia, setelah dipimpin kang Emil kemudian Bandung jadi juara 1. Adipura juga 18 tahun tak didapat, Bandung dulu jadi lautan sampah, diera kang Emil kemudian Bandung dapat piala adipura itu, menandakan kota yang bersih dst, Gazibu semrawut, alun-alun semrawut oleh PKL dst, kini jadi rapih bermartabat.
Sepertinya sdr tutup mata ya. Bus Bandros dan banyak taman di buat tanpa menggunakan APBD, tak pakai duit rakyat, itu murni hasil perjuangan kang Emil dalam menggaet dana Corporate Social Responsibility. Taman Lalu Lintas didanai Toyota, taman pers jadi nyaman itu didanai CSRnya grup Mayora, dll.
Para intelek memuji kang Emil bahkan kang Emil selalu masuk nominasi 5 besar capres 2024 walau kang Emil belum masuk partai manapun, elektabilitas kang Emil tinggi itu murni karena masyarakat lihat prestasinya, bukan dikenal karena kader partai besar, atau trending karena skandal berita cicak vs buaya dll.
Banjir di Gedebage berkurang drastis karena disana dibuat folder air dan hong raksasa (box culvert), banjir di Pasteur berkurang karena disana juga dibuat saluran air yang memadai. Banjir di sekitar jalan Pagarsih juga teratasi karena disana dibuat u-ditch raksasa, dst.
Saat jadi Gubernur pun kang Emil dan team dari TNI (bravo Kodam III Siliwangi), komunitas dll, berhasil mengurangi sampah di Citarum, mengurangi banjir di Sapan, Dayeuhkolot dan Beleendah, juara atasi corona...korban meninggal akibat corona di Jabar 14.700an, di Jateng 30.200an, di Jatim 29.700an.
Satu nyawa sangat berarti dimata kang Emil, bisa menyelamatkan hingga selisih 15 ribu nyawa itu adalah prestasi luar biasa. Gubernur Jateng gak mampu, gubernur Jatimpun tak mampu berbuat seperti itu.
Photo waktu sholat itu biasa untuk orang terkenal, karena banyak pemoto. Photo sholat pak Jokowi juga banyak kok, photo Erdogan sedang Sholatpun ada kok. Tokoh sedang apapun tentu diincar fotograper, sdr jgn seperti anak TK mempersoalkan photo photo di era digital saat ini.
Nantangin bicara tatakelola wilayah, sdr sudah punya pengalaman apa tentang urus tatawilayah..?!. Pak Ridwan Kamil bahkan pernah kerja di Departemen Perencanaan Kota Barkeley di Amerika. Itu ibarat hayam mau ajari meri ngojay.
Jalan Sudirman dikecilin tapi nyatanya di area tersebut tidak terjadi kemacetan karena semua itu sudah dihitung secara matematis.
Mau adu hitungan dgn orang ITB...?!
"Hari gini masih ketinggalan kereta disiang bolong, kata orang sih...sungguh terlaalu..!!".
Bandung, 3 Januari 2022
#NKRI kita semua, bukan NKRI anda saja, bukan NKRI dia saja.
#Jokowi
#RidwanKamil
#RumahKerjaRelawan1ndonesia
#RKR1 insyaAllah Juara
Budaya Literasi, banyak membaca, menyerap informasi yang BAL (benar, akurat, lengkap), budaya menulis, dst. Bangsa maju bangsa yang mau membaca dan menghargai ilmu.
Saat ini, budaya baca di Jabar sama halnya Indonesia, masih rendah.
Menurut survei Central Connecticut State University mengenai Most Literate Nations in the World, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari total 61 negara, persis di bawah Thailand dan di atas Botswana.
UNESCO juga pernah mengungkapkan bahwa persentase minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya dari 10.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang senang membaca.
0 Komentar