Ada netizen FB yang coba untuk membully kinerja kang Emil. Beliau memposting tentang jalan provinsi yang ruksak dibeberapa tempat, di Pamanukan Subang misalnya ada spanduk yang tulisannya kurang lebih begini...
"Kepada Gubernur Jawa Barat pak Ridwan Kamil...ini jalan provinsi pak, ruksak...bla bla bla".
Kita tahu Subang ini basisnya pendukung partai apa ya. Sepertinya ada kait pakaitnya dengan politik praktis menjelang pilpres 2024, 2 tahun yad. Dugaannya begitu karena mengingat isi spanduk yang menjurus black campingn (BC), dst.
Terutama diakar rumput.
Sebenarnya jika mereka itu melek informasi, hal seperti itu harusnya sudah paham, dan gampang untuk dijawab.
Terpaksa harus cape-cape jelasin hal yang seharusnya tak perlu dijelasin lagi kalau mereka orang terdidik atau tidak GagaP informasi.
Demikian debatnya.
Saudara tahu 2 tahun ini (2020 dan 2021) Indonesia dilanda pandemi corona.. ?!?
Kalau tahu informasinya, untuk atasi corona ini presiden minta para gubernur dan bupati mengalihkan dana pembangunannya untuk atasi corona. (yang sering kita dengar disebut refocusing anggaran, red).
Sampai situ pahami dulu.
Kalau itu sudah paham. Baik saya lanjutkan tulisannya.
Jadi dana APBD Provinsi untuk pembangunan itu setiap tahunnya adalah berkisar antara 3 sd 4 triliun rupiah.
Sementara dana untuk atasi corona itu juga sekitar 3 sd 5 triliun rupiah.
Sampai situ paham..?!?
Kalau belum faham baiklah saya jelaskan secara terang benderang.
Jadi akibatnya dana untuk membangun jalan itu habis untuk atasi corona..
Masih bertanya, kok biaya atasi corona mahal banget.
Baiklah saya terangin ya.
Jumlah penduduk Jabar itu terbanyak di Indonesia, yaitu sekitar 50 juta orang. Sehingga dana untuk bansos, untuk obat-obatan dll juga ya banyak jadinya.
Jadi, itu pemasangan dan pembuatan spanduk seperti itu pastilah karena 2 hal.
1. Pembuatnya bodoh.
2. Pembuatnya bermuatan politis untuk black campign. Karena terlihat banget niat banget membuat spanduk sebesar itu, tak mungkin dilakukan oleh rakyat biasa.
Tinggal rakyat sekarang juga terbagi dua.
1. Rakyat cerdas yang melek informasi.
2. Rakyat bodoh yang termakan black campign.
Cimenyan, 1 Januari 2022
Komentar:
Amru Sofiyan Naha spanduk eta bet di sebut KAMPANYEU HIDEUNG...!!??
Da terbukti JALANA BUTUT.
Jawaban:
Mang Eko
Karena 2 alasan.
1. Pembuat spanduk gak ngerti keadaan sehingga membuat tulisan sarkasme seperti itu. Mereka GagaP informasi terkait refocusing anggaran 2020 dan 2021, dst.
2. Bahasa rakyat tidak akan seperti itu. Itu bahasa intrinsik mengandung bully dst.
Ngerti ora son....!?
1. Sarkasme adalah salah satu jenis majas yang menggunakan kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain dan dapat berupa cemoohan atau ejekan.
#NKRI kita semua, bukan NKRI anda saja, bukan NKRI dia saja.
#Jokowi
#RidwanKamil
#RumahKerjaRelawan1ndonesia
#RKR1 insyaAllah Juara
Budaya Literasi, banyak membaca, menyerap informasi yang BAL (benar, akurat, lengkap), budaya menulis, dst. Bangsa maju bangsa yang mau membaca dan menghargai ilmu.
Saat ini, budaya baca di Jabar sama halnya Indonesia, masih rendah.
Menurut survei Central Connecticut State University mengenai Most Literate Nations in the World, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari total 61 negara, persis di bawah Thailand dan di atas Botswana.
UNESCO juga pernah mengungkapkan bahwa persentase minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya dari 10.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang senang membaca.
0 Komentar