Sdr Dodi Permana menulis yang intinya berupa kritik-kritik menggelitik yang ditujukan kepada gubernur Jawa Barat. Sayangnya kritikan beliau ini terlalu prematur dan tidak dipikir baik-baik, sehingga perlu kiranya kita meluruskannya sbb:


Hmm. Kalo merasa gak pintar ya jangan banyak protes. Kan jadinya malu-maluin sendiri. 

Kang Emil keluar daerah itu karena diundang mas. Ke Aceh diundang terkait peringatan tsunami karena kang Emil sebagai orang penting terkait musium tsunami Aceh. Dst. 

JQR sudah kirim bantuan 2 miliar lebih ke korban Semeru mas.

Mesin parkir merah. Itu adalah upaya untuk meningkatkan PAD dari uang parkir. Ini  mungkin kurang berhasil. Tapi itu terbayar oleh ratusan perbaikan yang dilakukan kang Emil di kota Bandung. Banyak fasilitas umum didanai bukan dengan uang rakyat (APBD), tapi murni dari perjuangan kang Emil dalam menggaet dana swasta lewat CSR, hibah dll. 

Mengenai Artha Park. Ah sudahlah itu adalah sesuatu yang bagus karena di Bandung ini perlu penambahan ruang terbuka hijau. Yang dagang di Gasibu kan sudah diatur/ditata, gak usah cari-cari soal. Dan ingat dilokasi Artha Park itu bukan penggusuran rakyat, tapi tanah disana mayoritas adalah ex pabrik tekstil yang habis masa sewanya. Itu adalah tanah milik pemda, harus bermanfaat untuk fasilitas umum bukan untuk segelintir pedagang misalnya dll.


Komen thd Dodi Permana di Info Jawara

Bsndung, 1 Januari 2022


Ket
BC = Black Campign

Kata kang Emil, Good data good decision. Bad data bad decision. No data no decision. Itulah arti pentingnya data, ilmu dan informasi.

#NKRI kita semua, bukan NKRI anda saja, bukan NKRI dia saja.

#NKRI
#Jokowi
#RidwanKamil
#RumahKita1ndonesia
#RumahKerjaRelawan1ndonesia
#RKR1 insyaAllah Juara
#Logis

RK
Reputasi
Kapabel dan kredibel

Mahi
Mahir serta modern
Agamis tur amanah
Humanis sedikit humoris
Intelek, ilmiah dan ber-integritas.

RKmahi

Baca Juga:

Note:
Budaya Literasi, banyak membaca, menyerap informasi yang BAL (benar, akurat, lengkap), budaya menulis, dst. Bangsa maju bangsa yang mau membaca dan menghargai ilmu.

Saat ini, budaya baca di Jabar sama halnya Indonesia, masih rendah.
Menurut survei Central Connecticut State University mengenai Most Literate Nations in the World, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari total 61 negara, persis di bawah Thailand dan di atas Botswana.
UNESCO juga pernah mengungkapkan bahwa persentase minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya dari 10.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang senang membaca.

"Knowledge is power, but character is more". Ridwan Kamil