Corona selama 2 tahun ini telah menghabiskan dana infrastruktur. Dana APBD Jabar utk infrastruktur itu berkisar antara 3 sd 4 Triliun per tahun, sementara Jabar habis dana untuk atasi corona itu sekitar sebesar 5 Triliun. Ibarat sebuah rumah tangga yg punya niat bangun rumah tapi gak jadi karena keluarganya diserang penyakit. Uangnya dipakai untuk berobat dulu. Dan alhamdulillah berkat perjuangan kang Emil dan team, korban meninggal di Jabar setengah dibanding korban di Jateng ataupun di Jatim. Per 30 Desember 2021 di Jabar meninggal 14.755 orang, di Jateng 30. 283, di Jatim 29.740 orang. Itu bukti kerja pak Ridwan Kamil, padahal jumlah penduduk Jabar 49 jutaan, Jateng 34 jutaan, Jatim 39 jutaan. Dan padahal Jateng dibantu oleh 35 kota dan kabupaten serta 8000an desa, Jatim 38 kokab dan 8000an desa, Jabar hanya 27 kokab dan hanya 5312 desa. Itu juga terkait jumlah bantuan bansos yang tiap desa punya dana desa 960 juta per tahun. Orang yg bertanya infrastruktur disaat pandemi, adalah orang yang tak melek informasi, tak tahu refocusing anggaran yang diminta oleh presiden, tak tahu tubuh APBD dst. Mereka tutup mata, atau lupa dengan wabah corona 2 tahun ini yg menyita waktu dan anggaran. Praktis kang Emil hanya bisa kerja 1 tahun lebih dari 8 September 2018 sd awal 2021. Selebihnya berkutat dengan corona. Hanya yang hidup dihutan saja mungkin yang tak tahu situasi zaman ini. Beda dengan presiden, jika habis APBN masih bisa minjam ke luar negeri, sementara gubernur jika habis APBD gak bisa minjam atau ngutang ke luar negeri. Salam melek informasi, salam Juara. Sumedang, 9 Januari 2022
Kata kang Emil, Good data good decision. Bad data bad decision. No data no decision. Itulah arti pentingnya data, ilmu dan informasi.
#NKRI kita semua, bukan NKRI anda saja, bukan NKRI dia saja.
#Jokowi
#RidwanKamil
#RumahKerjaRelawan1ndonesia
#RKR1 insyaAllah Juara
Budaya Literasi, banyak membaca, menyerap informasi yang BAL (benar, akurat, lengkap), budaya menulis, dst. Bangsa maju bangsa yang mau membaca dan menghargai ilmu.
Saat ini, budaya baca di Jabar sama halnya Indonesia, masih rendah.
Menurut survei Central Connecticut State University mengenai Most Literate Nations in the World, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari total 61 negara, persis di bawah Thailand dan di atas Botswana.
UNESCO juga pernah mengungkapkan bahwa persentase minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya dari 10.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang senang membaca.
0 Komentar