Harus Yang Berkualitas, Berprestasi, inovatif dan Juara
Presiden pengganti pak Jokowi nanti di 2024 haruslah yang setara dengan pak Jokowi. Syukur-syukur yang lebih baik tentunya.
Minimal harus sama pengalamannya, sukses jadi walikota misalnya, track recordnya juara, dst. Pengalaman dalam memimpin suatu kota dengan prestasi oke itu dimiliki pak Jokowi. Memimpin sebuah kota tentu dituntut punya kemampuan teknis, manajerial, problem solving, dan juga take action, dll. Sukses memimpin suatu provinsi juga penting sehingga kita bisa menilai kapasitas, kapabilitas dan kredibilitasnya. Memimpin sebuah provinsi butuh keahlian tambahan, yakni koordinatif, loby, dll. Pada tahun 2013-2018 pak RK juga sukses seperti pak Jokowi, membawa kota Bandung dari urutan ke 200 menjadi juara ke 1 se Indonesia saat itu.
Setelah menjadi Gubernur kemampuan koordinatif seorang RK juga diuji. Sukses memimpin provinsi Jabar dalam mengatasi pandemi adalah bukti yang valid dan paling relevan dalam hal kemampuan kordinasi itu. Pak RK kemudian ditetapkan sebagai "Best Governor for Healtcare and Action Against Pandemic 2021". Mendapat pujian dari WHO dll.
Berikut diantara prestasi pak Ridwan Kamil (2018-2021) dan team.
Best Governor for Healthcare and Action Against Pandemic
Best Governor for E-Gov & Digital Innovation. Gatra Apresiasi Energi 2021
Anugerah Meritokrasi Sangat Baik
Juara 2 Indeks Kemerdekaan Pers (Anugerah Dewan Pers 2021) dibawah KepRi
The Inspiring Leader (CNBC Indonesia Award) 2021
Program Kredit Mesra untuk semua pemeluk agama dengan melibatkan masing-masing rumah ibadah.
Jabar Saber Hoax untuk menumpas kabar bohong yang merugikan masyarakat
Penghargaan Tokoh Standardisasi Nasional 2021 dari KAN (komite akreditasi Nasional)
Provinsi Terinovatif 2021 dari IGA (Innovative Goverment Award).
Program Patriot Desa (Relawan untuk angkat potensi desa)
Inovasi mobil serbaguna Maskara penunjang kegiatan masyarakat desa
Jabar Future Leader, progran ajudan gubernur dari seluruh Indonesia, untuk kepemimpinan masa depan.
Comand Center Citarum, menjadikan Citarum harum yang semakin bersih mendapat apresiasi dari panelis asing di KTT COP26 2021
Progeam TRK (Tunjangan Remunerisasi Kerja) masuk finalis Smart City Asia Pasific Awards 2021
OPOP (One Pesantren One Prodect) Program inovasi pemberdayaan ekonomi pesantren
Aplikasi PIKOBAR mendapat penghargaan sebagai salah satu inovasi terbaik di Asia Pasifik 2021
Tahun 2018 Membentuk Jabar Quick Response untuk atasi masalah kedaruratan dan kemanusiaan.
Tahun 2019 istri kang Emil mendirikan Organisasi Jabar Bergerak untuk masalah sosial, ekonomi, pendidikan, dll.
Digital Champion versi KPID 2021
The Most Adaptive Regional Leader 2021
Penghargaan Daerah Terbaik Kategori "Economic Recovery" Indonesia Award, Innovation in Cultural Preservation 2021
Program Rumah untuk Guru (Bataru)
SK Guru Honorer pertama di Indonesia, para guru honorer dapat tunjangan bulanan Rp. 1.5 juta
Perda Pesantren pertama di Indonesia sehingga hak Santri setara siswa umum.
KPPU Award sebagai Peringkat Utama kategori Persaingan Usaha di Tingkat Daerah
KPPU Award sebagai Peringkat Madya kategori Kemitraan di Tingkat Daerah
Membentuk JMSC Jabar Migrant Service Center, Inovasi pelayanan TKI/TKW
Sejak tahun 2019, menyelenggarakan Inovasi Sekolah untuk kaum perempuann, Sekoper Cinta (Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita).
Akhir tahun 2021, merubah Taman Pandang Gasibu yang baru diresmikan akhir 2020 itu menjadi Monumen untuk Pahlawan Covid-19 dengan membubuhkan nama-nama 281 pejuang pandemi di Jawa Barat pada sepasang dinding Monumen.
Menggagas program Kualifikasi Kepsek Berintegritas pertama di Indonesia 2021 untuk mengurangi KKN, meniadakan idiologi pengancam Pancasila dll di Sekolah-sekolah di Jawa Barat.
Tahun 2021 membuat inovasi aplikasi "Bapenda Kapendak" untuk optimalisasi PAD dari pajak kendaraan.
Pemdaprov Jabar tahun 2019, menginisiasi Jabar Innovation Fellowship (JIF) program magang untuk para mahasiswa dan profesional muda dalam berperan serta memberikan masukan-masukan atau inovasi sesuai standar Birokrasi 3.0 atau birokrasi dinamis yang responsif, adaptif, inovatif, terbuka, dan profesional dalam melayani warga Jawa Barat.
Inisiasi Kolabirasi BUMN, BUMD dan BUMDes di Jabar tahun 2021
Revitalisasi alun-alun se Jawa Barat yang lebih humanis, dinamis, modern, cantik, menarik, ramah anak-anak dengan semangat pesona Indonesia, "Wonderful Indonesia".
Humas Jabar Mendapat penghargaan terbaik Nasional 2021 antara lain berkat program JAPRI (Jabar Punya Informasi), dll.
Penataan kawasan wisata eksisting, maupun tempat-tempat biasa yang terbengkalai menjadi berkelas wisata untuk menghidupkan perekonomian rakyat, pedagang kecil, penjaga parkir, hingga penginapan, rumah makan, hotel dll.
Sejak tahun 2019, menyediakan Rengganis (Rumah Singgah Humanis), memfasilitasi penginapan untuk pasien RSUD Hasan Sadikin yang tidak mampu yang berasal dari luar kota Bandung. Dst, dll
Mumpuni dan Kredibel
Menjadi calon presiden itu haruslah yang paling mumpuni, paling kredibel, paling reputable dalam bidangnya, lengkap ilmu kepemimpinannya, minimal sama seperti pak Jokowi, sehingga saat menjadi presiden nanti sudah tahu betul apa yang harus dilakukan, cara membangun bangsa yang juara, dst.
Bangsa ini sudah bosan dengan keterbelakangan, kemiskinan, ketidakadilan, kebodohan, dst.
Indonesia merdeka, tapi rakyatnya masih jauh dari kemakmuran dst.
Ketidakadilan Harus Dihentikan, KKN dst
Ketidakadilan adalah salah satu bentuk suatu pengkhianatan terhadap nilai-nilai Pancasila. Bagaimana bisa sebuah provinsi terbanyak penduduknya, justru jumlah pemerintahan kabupaten dan kotanya dan jumlah desanya juga berada jauh dibawah provinsi-provinsi lain yang jumlah penduduknya berada dibawahnya. Jelas itu adalah suatu pembiaran secara politis (tak ada niat baik untuk memberikan rasa keadilan, dst), ketidakadilan yang terstruktur, dan merupakan salah satu PENGKHIANATAN terbesar terhadap dasar negara kita, PANCASILA. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerintahan yang pura-pura tak tahu, pura-pura gak ngerti, pura-pura semua baik-baik saja, padahal ketidakadilan itu nyata ada di pelupuk mata. Jumlah dana desa juga tidak dihitung secara proporsional, mau banyak mau sedikit jumlah penduduknya setiap desa sama diberi 960 juta. Jelaslah disana mengandung tirani, ketidakadilan terhadap sebagian rakyatnya.
Dalam bidang lainpun sama, kesempatan menjadi pegawai negeri yang sarat KKN, bahkan masuk Perguruan Tinggi Negeripun ada KKN nya, belum lagi masuk TNI, Polri, BUMN, dll.
Negara ini bukan milik keluarga, bukan milik sekelompok golongan, dll, semua rakyat harus punya kesetaraan peluang dan kesempatan untuk bekerja, diterima jadi PNS, TNI, dll.
Pemimpin Mendatang Harus Bisa Diterima Di Semua Kalangan
Calon presiden, calon pemimpin bangsa ini, juga haruslah yang bisa diterima disemua golongan, dan tidak takut sama pimpinan partai, jangan disetir oleh kepentingan golongan dst. Indonesia hanya akan juara bersama pemimpin yang juara. Rakyat harus ngerti itu, jika kita mau seriusan dalam memperbaiki nasib bangsa ini.
Yok, kita usung capres terbaik dalam prestasinya. R-eputasinya teruji, K-apasitas, kapabilitas dan kredibilitasnya mumpuni. Mahir dan modern Amanah Humanis Intelek, ilmiah serta ber-integritas tinggi...Rajin dst. RKmahi RKmahir #NKRI #RKRI #RKRI2024 #RidwanKamil #JabarJuara #IndonesiaJuara Bandung, 12 Januari 2022
Kata kang Emil, Good data good decision. Bad data bad decision. No data no decision. Itulah arti pentingnya data, ilmu dan informasi.
#NKRI kita semua, bukan NKRI anda saja, bukan NKRI dia saja.
#Jokowi
#RidwanKamil
#RumahKerjaRelawan1ndonesia
#RKR1 insyaAllah Juara
Budaya Literasi, banyak membaca, menyerap informasi yang BAL (benar, akurat, lengkap), budaya menulis, dst. Bangsa maju bangsa yang mau membaca dan menghargai ilmu.
Saat ini, budaya baca di Jabar sama halnya Indonesia, masih rendah.
Menurut survei Central Connecticut State University mengenai Most Literate Nations in the World, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari total 61 negara, persis di bawah Thailand dan di atas Botswana.
UNESCO juga pernah mengungkapkan bahwa persentase minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya dari 10.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang senang membaca.
0 Komentar