Wisata untuk Kemajuan Ekonomi

Mengembangkan kepariwisataan adalah pilihan yang bijak karena dengan dana terbatas yang dimiliki pemprov Jabar bisa menghasilkan perputaran ekonomi yang cepat dan besar. 

Misalnya mempercantik infrastruktur kawasan wisata di Pangandaran agar semakin diminati pengunjung, juga mengembangkan kawasan wisata lainnya semacam Sayangheulang Garut Selatan, Curug Malela KBB dan beberapa lainnya, Waduk Darma Kuningan, Situ Wangi Ciamis, Situ Gede Bogor, Situ Rawakalong Depok, Kalimalang Bekasi, Situ Ciburuy Padalarang, Situ Bagendit Garut, Panyaweuyan Majalengka, dll. 

Juga mempercantik alun-alun seJawa Barat, karena alun-alun adalah tempat gratis bagi semua kalangan warga dan etalasenya daerah. Dst.

Inilah salah Satu Upaya Gubernur Jabar dalam Membangkitkan Ekonomi Kerakyatan melalui Kepariwisataan. Sebagaimana kita mafhum, dengan modal relatif kecil tapi multiflier efect dari pengembangan pariwisata itu besar sekali.

Pak Ridwan Kamil jelas memahami hal tersebut.

Ekonomi jadi berkembang, Hotel, penginapan, homstay terisi kembali. Suply makanan untuk wisatawan di hotel2, rumah makan dll juga kembali bergulir, para petani dan pedagang sayuran ikut terbawa maju. Nelayan juga.

Untuk pemerintah juga meningkatkan pendapatan dari retribusi karcis, pajak penginapan, pajak rumah makan dst. Sehingga dengan bertambahnya PAD pemda setempat maka pelayanan kesehatan, pendidikan, inprastruktur jalan dll akan ikut terkatrol dari waktu kewaktu. 

Itulah multiplier efect dari pengembangan kepariwisataan. Pilihan yang bijak dari gubernur kita pak Ridwan Kamil. APBD Jabar terbatas, butuh inovasi dan solusi cerdas dalam pemanfa'atan dana, cepat bergerak dan terukur.

Alhamdulillah kita punya gubernur lulusan ITB, lulusan Amerika, lulusan Singapura. Berpengalaman kerja di Amerika, di Hongkong, di China, di Singapura dan didalam negeri. 


Alhamdulillah gubernur kita ini adalah ASET paling berharga yang kita miliki saat ini. 

Sayangnya, 2 tahun ini dunia disibukkan oleh covid corona sehingga sumber pembiayaan pembangunanpun dialihkan habis untuk tangani pandemi. Semua juga tetap pan demi rakyat. Menanggulangi pandemi adalah pilihan terbaik di 2 tahun kebelakang ini. Nyawa rakyat adalah lebih utama. 


Alhamdulillah berkat kerja keras gubernur kita setidaknya 15.000 nyawa bisa diselamatkan. Lima belas ribu nyawa itu buanyak sekali. Satu nyawa saja sangat berharga maka menyelamatkan 15.000 nyawa adalah sangat sangat sangat kita SYUKURI. Sebagai rakyat kita patut bersyukur dan juga jangan lupa berterima kasih kepada pemimpin kita. 


Selisih 15.000 nyawa yang diselamatkan oleh para pemimpin kita. Sebagaimana kita tahu jumlah korban covid di 4 provinsi di pulau jawa sbb:

1. DKI jumlah penduduk 10 juta, korban corona 14.000 lebih

2. Jabar penduduk 50 juta, korban 14.000 lebih

3. Jateng, 35 juta penduduk korban corona 30.000 lebih

4. Jatim, 40 juta penduduk, korban corona 29.000 lebih.

Ini penting kita ketahui sebagai rakyat karena tentu saja kita harus bersyukur dan berterimakasih atas kerja keras para pemimpin kita, para RT/RW, kepala desa, camat, tentara dan polisi, bupati, dan juga tentu gubernur dan wagub kita dll.

Salam baik-baik untuk kita semua. Orang baik tahu berterima kasih. 


Bandung, 21 Desember 2021

#RumahKita1ndonesia
#RumahKerjaRelawan1ndonesia
#RKR1 insyaAllah Juara

RK
Reputasi
Kapabel dan kredibel

Mahi
Mahir serta modern
Agamis tur amanah
Humanis sedikit humoris
Intelek, ilmiah dan ber-integritas.


Baca juga :
1. Menyusuri 4 Pantai 2015. Jayanti, Rancabuaya, Gua Lalay, dan Sayang Heulang.
2. Rancabana memang Rancabuaya
3. The Story of Pangandaran


Baca Juga:


Note:
Budaya Literasi, Kemauan banyak membaca, informasi yang utuh, budaya menulis, dst. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa modern bangsa yang rajin membaca. Bangsa maju bangsa yang giat mebaca dan biasa menulis. Menulis itu butuh olah pikir, belajar menganalisa secara logis analitis, dst dan juga butuh banyak ilmu yaitu dari banyak membaca dll.

Saat ini, budaya baca di Jabar sama halnya Indonesia, masih rendah.
Menurut survei Central Connecticut State University mengenai Most Literate Nations in the World, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari total 61 negara, persis di bawah Thailand dan di atas Botswana.
UNESCO juga pernah mengungkapkan bahwa persentase minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya dari 10.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang senang membaca.

Posting Komentar

0 Komentar