Ada sangat banyak tempat wisata di sekitar Bandung ini. Jangan kamu kira kamu sudah tahu semua. Ya mungkin, untuk beberapa wahana yang terkenal sih semua orang hampir sudah mengetahuinya.
Daerah Dago; Dago Dream Park, Tebing Keraton Dago, Maribaya, Tahura Ir. Juanda, dll
Daerah Lembang dsk; Tangkuban Parahu, Curug Cimahi, Curug Tilu Leuwi Opat, Farmhouse, Jendela Alam Lembang, Kebun Teh Sukawana, Tafso Barn, Orchid Forest Cikole, Taman Bunga Cihideung, Taman Kupu-kupu Cihanjuang, Grafika Cikole, Ciater, Granesia, The Ranch Lembang, Pasar Terapung (Floating market) Lembang, Kampung Bambu, Kampung Gajah, Taman Begonia, The Lodge Maribaya.
Ciwidey; Ciwidey Valley Hot Spring, Kawah Putih Patuha, Taman Kelinci, Pemandian Wallini. Kawah Rengganis Cibuni Estate, Situ Patenggang, Ranca Upas Ciwidey, Pinisi Resto Glamping.
Daerah Pangalengan; Situ Cileunca Pangalengan, Kampung Singkur Rahong, Situ Cisanti, Kertasarie, Pemandian Cibolang, Cukul, Panenjoan Gunung Wayang Windu.
Daerah Cililin dsk; Sanghyang Heuleut Saguling, Waduk Saguling, Danau Cililin, Curug Malela Gunung Halu, Gua Pawon, Stone Garden Citatah, dll.
Daerah Bandung Timur; Puncak Gunung Manglayang, Curug Cindulang, Baru Beureum Jatinangor, Ciherang Tanjungsari, Bukit Tunggul Ujung Berung, Seribu Tangga Cileunyi, Kawah Kamojang, dll.
Bahkan boleh jadi beberapa tempat wisata itu kamu belum pernah mengunjunginya. Contohnya penulis yang belum pernah ke Pasar Terapung Lembang, belum ke Teropong Bintang Boscha, belum ke The Lodge, belum ke Bukit Bintang atau Bukit Moko, belum ke De' Ranch, belum ke Rahong, belum ke Farmhouse, belum ke Dago Dream Park, belum ke Jendela Alam Lembang, Belum ke Curug Tilu Leuwi Opat, belum ke Curug Malela, belum ke Kampung Gajah, belum ke Kampung Bamboe, belum ke Orchid Forest, belum ke Grafika Cikole, belum ke Kebun Teh Sukawana, belum ke Curug Bentang Padjajaran Ciwidey, belum ke Sendang Geulis Kahuripan, belum ke Curug Brugbrug, belum coba Arung Jeram di Sungai Palayangan, belum ke Gunung Nini Malabar, belum ke Sunrise Point Cukul, belum ke Puncak Manglayang, belum ke Sanghyang Heuleut, belum ke Gua Pawon, dll. Terus yang sudahnya kemana...?!?...
Oh iya ya...rasa-rasanya kok lebih banyak yang belum daripada yang sudah. Ya emang. Hanya beberapa saja yang sudah pernah penulis dikunjungi. Kebanyakannya belum.
Ada banyak kategori tempat wisata itu, ada yang cocok untuk petualangan alam, untuk udara segar, untuk view pegunungan, view pantai dan lautan yang luas, wahana-wahana rekreasi keluarga, wahana untuk kemping, wahana untuk bermain air, dll.
Biasanya penulis hanya jalan-jalan gitu aja. Ke alam dan pemandangannya. Ke Ciwidey demi jagung bakar atau demi udara segar, ke Lembang juga demi ulen atau tahu dan jeruk lemon. Ke Pangalengan demi jagung rebus, wisata kuliner atau demi pemandangan Cukul dan situ Cileunca. Atau ke arah Timurnya ke Kamojang yang kadang dipenuhi kabut, atau ke barat ke danau Cililin demi ikan bakar dan warung terapung. Terus apa yang penulis dapat...?!. Sementara ini belum dapat duit sih, bahkan malah keluarin duit.
Tapi imbalan yang kita dapat adalah rasa segar, rasa sehat dan menjaga semangat terus tumbuh. Itulah yang bisa membuat kita bertahan.
Kamu di rumah dapat apa...?. Dapatkah oksigen yang segar sesegar Rancabali...?. Dapatkah kesegaran mata dari indahnya pemandangan alam seindah Cukul...?.
Ya...kalau dapat sih? berarti saudara beruntung. Tapi kalau tidak...?, duit juga tetap keluar kan...?. Ya mending kita jalan-jalan lah...bisa tafakur, bisa menambah syukur, bisa tambah wawasan atau pengalaman, bisa juga tambah teman dan handai tolan (apaitu handaitolan...?), dst.
Bukan, bukan maksud untuk pemaksaan atau membully. Hanya berbagi cerita saja siapa tahu ada berguna....menjadikan hidup yang lebih hidup saja. Jalan-jalan itu ternyata perlu juga supaya kita tidak jenuh dan supaya otak kita fresh. Kan menjaga kesehatan juga adalah wajib atau ibadah. Iya gak...?. Seperti kata orang, hidup tanpa cerita, tak terasa.
Seperti kali ini kita yang akan menuju ke Pangalengan lagi. Kita lewat jalan dari Ciparay yang melewati Cibeureum dan Situ Cisanti.
Konon katanya, situ Cisanti kali ini sudah lebih ditata lagi. Gak seperti dulu yang sudah lama tak mendapat perawatan yang cukup. Ya, ada polesan disana-sini agar lebih rapih seperti itu. Tapi kita belum mau kesana. Kita hanya mau ke perkebunan teh saja. Mau makan-makan atau sekedar cari udara segar saja.
Sesampainya di Cibeureum, kita lanjut ke arah yang menuju Cisanti lanjut menurutui jalan yang ada, melewati pepohonan yang rindang mirip hutan. Tapi jangan takut dulu, sebab tak berselang jauh dari situ kita akan disuguhi oleh pemandangan hamparan kebon teh yang masih jarang dilewati orang. Terutama oleh penulis atau orang luar daerah lainnya. Kertasarie namanya. Ini adalah kebon teh yang indah yang berbeda dari Pangalengan, beda dengan Puncak maupun Ciwidey.
Di beberapa lokasi kebon teh itu diselingi oleh pepohonan kayu, sehingga terasa beda dari yang biasanya. Ini mengingatkan kebon teh yang di daerah Cianjur selatan yang menuju Tanggeung. Hampir seperti itu. Atau didaerah Sukabumi yang menuju ke Ujung Genteng. Mirip-mirip seperti itu, ada kesamaannya. Sistem tumpang sari.
Pertama kesana, itu adalah view yang amazing. Kalau hari minggu atau hari libur ternyata di sana itu cukup ramai juga. Gak mengira. Dan kalau cuaca sedang tak terlalu panas maka itu adalah sangat baik untuk berteduh disana. Tapi jika kebetulan sedang tengah hari yang panas tentu harus memilih lokasi yang lebih adem.
Perkebunan teh disana itu, kita belum tahu ke pedalamannya seperti apa. Siapa tahu ada juga lokasi yang bagus di ujung perkebunan itu. Kita gak tahu. Harusnya sih naik motor yang bisa dibawa "apruk-aprukan" agar bisa menerobos jalan tanah atau lumpur. Itu akan lebih sempurna.
Kertasarie, masihlah belum bisa kunikmati. Sebab orang masih baru kesini, masih pengennya keliling-keliling saja mencari spot yang terbaik. Jadinya kita gak fokus ke satu lokasi. Hanya lewat saja. Habis mau berhenti dimana juga disana banyak orang. Dan sementara kan kadang malu kalau baru datang tiba-tiba nyamperin dikerumunan orang kayak sok kenal begitu. Padahal titik tersebut sangat indah untuk bersantai dulu disana. Apalagi jika bawa makanan tentu bisa makan-makan dulu disana. Atau para penjual juga banyak kok disekitar itu. Ada Cilok, ada pempek, dll.
Kita memilih lanjut saja, melewati Desa Santosa. Hmmm...ini desa kayaknya peninggalan zaman Belanda juga, sama seperti pabrik teh Kertasari tadi yang corak Belandanya sangat kental. Itu bisa ditelisik dari tingginya pepohonan Cemara di sekitar sini. Itu tentu sudah puluhan tahun, sepertinya umurnya lebih tua dari Indonesia merdeka. Dan juga beberapa bangunan terlihat dari zaman baheula.
Di Santosa ini terlihat baik untuk berhenti dulu karena disana ada beberapa warung tenda makanan, ada Mie, ada Lontong dll. Perut sudah lapar akan lebih baik kita turun dulu disana.
Mau mie atau mau lontong...?. Kalau Mie Baso aku biasanya pasti gak mau karena takutnya baso tersebut isinya daging apa kan kita gak yakin...!!!. Jadi kita beli lontong saja. Ada kupat tahu ada juga Lontong Kari atau ada juga Nasi Kuning.
Lontong Karie saja bu.
Wah...rupanya enak juga Lontong Kari si ibu ini. Jadi serasa sedang idul fitri. Bumbu kari yang kuning, sepotong ayam yang penuh daging, dan potongan-potangan dari kupat atau lontong. Nikmat sekali rasanya.
Sumpah pengen nambah...!!
.....bersambung ke sini
1. Cukul Yang Berslimutkan Kabut Tebal
2. Wayang Windu
0 Komentar